Asia Pasific Economy Coperation (APEC)


 Ide Mengenai APEC disampaikan pertama kali oleh mantan Perdana Menteri Australia Bob Hawke dalam pidatonya di Seoul, Korea pada tanggal 31 Januari 1989. Sepuluh Bulan kemudian, 12 Negara Asia Pasific bertemu di Canberra, Australia untuk mendirikan APEC. Ke- 12 Negara Anggota Pendiri di antranya adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia baru, Filipina, Singapura, Thailand dan Amerika Serikat.

Pada tahun 1991 China, Hongkong dan China Taipei bergabung menjadi anggota APEC. Diikuti Meksiko dan Papua New Guinea yang bergabung pada tahun 1993 dan Chili pada tahun 1994. Kemudian pada tahun 1998, Peru, Rusia, Vietnam bergabung, sehingga keanggotaan APEC diikiuti oleh 21 Negara.
            
Antara tahun 1989 dan tahun 1992, APEC mempertemukan para pejabat Senior dan mengadakan Dialog antar Menteri. Sehingga pada tahun 1993, mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, menggelar rapat tahunan pemimpin ekonomi APEC untuk membahas visi strategis dan arah kerjasama di kawasan Asia pacific.
            
APEC adalah forum kerjasama ekonomi utama di Asia Pasific, tujuan utamanya adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kemakmuran di kawasan Asia Pasific. Tujuan lainnya yaitu membangun sebuah komunitas Asia Pasific yang harmonis dan dinamis dengan memperjuangkan perdagangan bebas dan investasi, mempromosikan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi regional, mendorong kerjasama ekonomi dan teknis, meningkatkan keamanan dan memfasilitasi lingkungan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan serta mengubah tujuan- tujuan kebijakan menjadi hasil yang nyata dan sangan bermanfaat.

Bagi Indonesia ?
            
APEC sama sekali tidak menguntungkan buat Indonesia karena lebih banyak menguntungkan negara-negara maju, karena mereka lebih siap untuk memasarkan produk dan jasanya di negara-negara berkembang.

Sementara itu, mayoritas negara berkembang lebih memerlukan sistim perdagangan yag adil (fair) ketimbang hanya sekedar bebas (free). Oleh karenanya negara2 berkembang, kecuali untuk barang-barang yang mereka unggul, lebih menginginkan liberalisasi bertahap, ada ruang dan waktu untuk meningkatkan produktifitas dan daya saing mereka.

APEC semakin mengukuhkan semangat liberalisasi perdagangan yang bisa mengancam sistem ekonomi kerakyatan seperti yang diamanatkan konstitusi. Hal ini disebabkan komitmen-komitmen ekonomi yang dihasilkan dalam APEC dimaksudkan untuk memperluas agenda liberaliasi serta mempercepat fasilitasi perdagangan dan investasi.

Berbagai komitmen itu akan mendorong pemerintah Indonesia membuka pasar bebas seluas-luasnya yang diwujudkan dengan penghapusan tarif, menghapuskan berbagai subsidi domestik dan semua bentuk perlindungan ekonomi domestik. Akibatnya Indonesia semakin menjadi pasar bagi produk impor dari negara-negara anggota APEC, khususnya negara-negara maju yang telah lebih siap.

APEC baru benar-benar bisa bermanfaat buat Indonesia, jika bisa menjawab tiga hal. Yaitu:

Pertama, mewujudkan kedaulatan pangan. Ini akan bagus bila Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan Brazil dan Argentina untuk meningkatkan produksi gula, kedelai, jagung, dan daging sapi. Lewat kerja sama ini Indonesia bisa memperoleh bibit yang bagus dan teknologi terkini yang lebih efisien dengan produktivitas lebihj tinggi.

Kedua, mewujudkan kedaulatan energi. Indonesia punya potensi alterntif enegi terbesar dunia. Di sisi lain, Argentina dan Brazil telah sukses menghasilkan energi berbahan baku ampas tebu sebagai biodisel. Penggunaan energi terbarukan sebagai energi alternatif ini menjadi penting, karena sumber energ fosil sudah semakin menipis.

Ketiga, memecahkan masalah lapangan kerja. Bagi Indonesia, seharusnya APEC mampu menarik investasi baru, khususnya di bidang infrastruktur. Dengan demikian akan tercipta lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran.

Sumber :
·         www.apec.org/history/missionstatement

·         Dr. Rizal Ramli

Comments